Rabu, 07 Maret 2012

Biografi Dr. Maria Montessori


BIOGRAFI TOKOH

Dr. Maria Montessori (1870-1952) Pelopor Pendidikan Individual
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2psLnEJePScEYok_agwMpByPCRcmDV1-SVdWWiP5kiO7f2nTh2djhanXn0iHDi3RWw0FoSwHtXO-N7NcnVzWXQK4LRr4EKSUvmoHUcJGQk_hUWP9I7tq-wP_9UpsE10kLVIqzo_s-GNw/s200/1.JPG
           
            Montessori dilahirkan di Ancona, Italia 1870, Ayahnya seorang pejabat sipil yang berpengaruh namun masih memiliki pandangan konservatif tentang peran wanita di masyarakat. Sebaliknya ibunya berpandangan wanita harus maju dan mencapai cita-citanya sejauh mungkin yang dapat dicapai dalam hidup.

            Pada usia 26 tahun Montessori menjadi dokter wanita pertama di Italia. Ia ditugaskan menjabat sebagai bagian perawatan medis untuk menangani pasien dari rumah sakit jiwa dan di sanalah ia menemui anak-anak keterbelakangan mental yang mempunyai cara mereka sendiri untuk belajar. Hal ini merupakan sebab utama yang membakar kecintaannya pada pendidikan dan dunia anak-anak. Dimulai dengan fasilitas tempat penitipan anak di salah satu lingkungan termiskin di Roma, Montessori meletakkan berbagai teorinya dalam praktek. Kedua metode itu dipengaruhi oleh pelatihan sebelumnya di bidang kedokteran, pendidikan, dan antropologi.
           
            Dari observasinya, Montesori menganggap bahwa cara konvesional mengajarkan anak-anak keterbelakangan mental tidak terlalu efektif:

Teori Perkembangan Montessori

            Anak memiliki kemampuan sendiri untuk belajar sesuai dengan tingkat kematangannya dan anak belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Ada saat dimana anak akan sangat peka terhadap lingkungannya, saat tersebut dinamakan Montessori sebagai Sensitive periods.

Sensitive periods

            Adalah suatu masa dimana anak-anak akan sangat mudah menguasai tugas-tugas tertentu. Apabila anak dicegah untuk menikmati pengalaman-pengalaman yang dipandu secara alamiah itu, maka kemampuan-kemampuan yang harusnya dicapai pada masa peka itu tidak akan dimiliki dan hal ini akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Menurut montessori ada 5 masa sensitif, yaitu:

·         Sensitive periods for order (0 – 3 tahun)

            Masa peka untuk keteraturan terjadi pada tiga tahun pertama kehidupan. Anak memiliki kebutuhan yang kuat terhadap keteraturan. Setelah anak dapat bergerak/berpindah, mereka suka meletakkan benda-benda sesuai dengan tempatnya. Apabila ada buku atau pensil yang tidak terletak di tempatnya, anak akan mengembalikan buku atau pensil tersebut ke tempatnya. Dan bahkan sebelum memasuki periode ini mereka sering menjadi marah jika melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya.

·         Sensitive periods for details (1 – 2 tahun)

            Anak-anak akan memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang kecil. Sebagai contoh, mereka dapat mendeteksi adanya serangga yang kecil yang tidak terperhatikan oleh orang dewasa. apabila mereka melihat suatu gambar, mereka akan mengabaikan obyek utama gambar dan akan beralih memperhatikan hal-hal kecil yang ada dilatar belakang obyek utama gambar. Kepedulian akan detail ini menandakan perubahan di dalam perkembangan psikis anak.

·         Sensitive periods for using hands (18 bulan – 3 tahun)

            Anak-anak secara konsisten menggenggam benda-benda yang disentuhnya. Anak-anak menyukai aktivitas membuka dan menutup benda-benda (dengan seluruh telapak tangannya), memasukan benda-benda ke dalam suatu wadah, menuangkannya keluar dan memasukkannya kembali (dengan seluruh telapak tangannya). Selama dua tahun berikutnya atau lebih mereka memperbaiki gerakan dan indera sentuhan mereka.

·         Sensitive periods for movements

            Periode kepekaan yang paling mudah dibaca adalah berjalan. Belajar berjalan adalah sejenis kelahiran kedua, anak berubah dari makhluk yang tidak berdaya menjadi makhluk yang aktif. Anak-anak didorong oleh implus yang tidak bisa dilawan dalam upaya mereka untuk berjalan, dan mereka berjalan dengan bangga seolah-olah mereka telah menemukan caranya.


·         Sensitive periods for learning language

a)      Secara tidak sadar (3 bln - 3 thn)

            Anak-anak menyerap bunyi-bunyi, kata-kata, dan tata bahasa dari lingkungannya. Anak-anak mempelajari bahasa tanpa banyak memikirkannya, anak-anak tidak pernah memikirkan imbuhan dapat mengubah suatu arti, atau anak-anak penutur bahasa inggris yang tidak pernah memikirkan tenses, atau anak-anak penutur bahasa spanyol yang tidak pernah memikirkan tentang kata benda yang berubah mengikuti subjeknya, anak-anak tidak pernah berpikir sekeras itu untuk mempelajari bahasa ibunya.

            Montessori menganggap bahwa anak-anak telah dibekali suatu mekanisme untuk mempelajari suatu bahasa dengan tidak disadarinya. Anak-anak akan memulai dengan mengoceh terlebih dahulu sebelum ia muali berbicara dengan kata-kata bermakna. Setelah itu anak akan memasuku tahapan “kalimat dua kata,” untuk kemudian menguasai pembuatan kalimat dengan struktur yang lebih kompleks.

            Tahapan-tahapan itu tidak selalu berkesinambungan, bisa saja anak terlihat tidak terdapat kemajuan sama sekali, lalu tiba-tiba meraih prestasi baru yang sempurna.

b)   Secara sadar (3 - 6 tahun)

                        Jika pada usia 3 bulan sampai dengan 3 tahun anak-anak mempelajari bahasa secara tidak sadar, anak-anak pada usia 3 sampai dengan 6 tahun mempelajari bahasa dengan sadar. Dengan tidak kehilangan masa peka-nya, anak mempelajari bentuk- bentuk tata bahasa baru dengan penuh kesadaran.

Pendidikan Dengan Metode Montessori

·         Pendidikan di Rumah

            Pada masa peka anak-anak mendapatkan impuls dari dalam dirinya untuk secara mandiri menguasai pengalaman-pengalaman tertentu. Tugas orang tua menurut Montessori bukanlah mengajar secara langsung tetapi menghargai usaha anak untuk secara mandiri menguasai pengalaman-pengalaman itu. Orang tua dapat memantau minat-minat anak dan kemudian memberi kesempatan anak untuk memenuhi minat-minat anak tersebut.

·         Pendidikan di Sekolah (yang Menganut Pola Pendidikan Montessori)

            Pada tahun 1907 Dr. Montessori membuka sekolah pertamanya di Roma. Walaupun begitu nama Montessori bukanlah merek dagang, sehingga nama “Sekolah Montessori” bukan hanya melekat pada sekolah yang didirikannya saja, tetapi juga pada sekolah-sekolah yang mengimplementasikan ide-ide Montessori.

            Ciri khas sekolah Montessori dibanding sekolah konvensional, diantaranya:

·         Kemandirian dan Konsentrasi

            Montessori percaya bahwa anak-anak dapat belajar dengan sendirinya jika mereka menemukan hal yang menarik bagi mereka. Guru-guru di sekolah Montessori hanya sebagai fasilitator dengan menyediakan material-material.

·         Pilihan Bebas

            Pilihan bebas biasanya membawa anak-anak kepada pengerjaan tugas-tugas yang paling berkesan bagi anak. Guru percaya kalau anak-anak akan memilih dengan bebas tugas-tugas yang sesuai dengan kebutuhan batiniah mereka pada saat itu. Selain itu tugas guru juga memperkenalkan tugas baru yang disesuaikan dengan kesiapan anak-anak.


·         Hukuman dan Penghargaan

            Montessori berpendapat bahwa otoritas dari luar justru akan mengganggu proses belajar mandiri anak, anak-anak akan belajar dengan dorongan sempurna sesuai dengan kapasitasnya jika mereka menemukan material-material yang sesuai.

·         Mempersiapkan untuk mempelajari keterampilan

            Keterampilan yang lebih sulit membutuhkan beberapa keahlian untuk dikuasai, Montessori mengembangkan material-material yang memungkinkan anak mempelajari suatu keterampilan secara bertahap.

·         Membaca dan Menulis

            Anak-anak akan diajari membaca dan menulis secara bertahap, anak akan diajari menulis pada saat berada di masa peka terhadap bahasa. anak-anak tidak akan diberikan buku sebelum bisa membaca, hal ini untuk menghindari rasa frustasi membaca buku.

·         Menekan prilaku yang tidak diharapkan

            Walaupun hukuman dan penghargaan diharapkan tidak ada, tetapi Penghargaan terhadap material pelajaran dan penghargaan terhadap anak lain berusaha dikembangkan secara alamiah, jika seorang anak menggangu anak lain, maka anak itu akan ditinggalkan/tak diacuhkan agar secara tak sadar anak itu belajar menghargai keinginan anak lain untuk tidak diganggu, terkadang guru turut campur dengan mengisolasi anak itu.

            Berdasar pada apa yang diobservasi Montessori individu memiliki masa peka dimana individu tersebut akan lebih memiliki kemampuan untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang lebih dari masa lain dikehidupannya. Dalam mendidik anak Montessori berpendapat bahwa setiap anak berkehendak untuk “meng-aktualisasikan” bakat yang dimilikinya dan anak memiliki caranya sendiri untuk menterjemahkan bakat yang ada pada dirinya. Sehingga tugas orang tua hanyalah sebagai penyedia material-material yang dibutuhkan agar minat anak dapat terpenuhi dan menghindari intervensi-intervensi yang dapat menggangu konsentrasi anak-anak.


KESIMPULAN :

                                    Kelebihan pendekatan Montessori :
·         Konsep-konsep pendekatan Montessori dapat diberikan pada anak dari berbagai latar belakang dan kondisi yang beragam.
·         Berhasil menghasilkan konsep dan material / alat pendidikan yang sistematis dan operasional sesuai dengan tahapan perkembangan dan kemampuan anak.
·         Memiliki laboratorium sekolah dan sistem penyelenggaraan yang terkontrol terhadap seluruh sistem pendidikan Montessori.
·         Mengeluarkan panduan-panduan tentang sistem pembelajaran di sekolah Montessori.

                        Kekurangan Pendekatan Montessori :
·         Terlalu bersifat perseorangan, sehingga memerlukan rasio perbandingan antara guru dan murid yang kecil.
·         Memerlukan media pembelajaran yang sangat beragam , serta harga material yang sangat mahal sulit terjangkau oleh sekolah-sekolah umum.
·         Pelatihan penyelenggaraan konsep pendidikan Montessori sangat mahal bagi guru-guru di sekolah umum.

Mengacu kepada dua poin di atas, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa : tidak ada satu pendekatan pun yang lebih baik dari pendekatan-pendekatan yang lain, begitu pula sebaliknya, karena dari masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh :
·         cara pandang terhadap anak
·         karakteristik anak yang beragam
·         situasi dan kondisi dimana suatu pendekatan itu akan di implementasikan
·         kemauan dan kreativitas guru sangat menunjang pada setiap pembelajaran
·         pemahaman guru terhadap perkembangan anak 

Rekomendasi
                        Secara khusus rekomendasi ini diperuntukkan bagi guru-guru TK dan praktisi pendidikan, bahwa dalam mengaplikasikan suatu pendekatan pembelajaran,sebaiknya :
·         Guru harus merumuskan tujuan yang hendak dicapai oleh anak
·         Guru harus memahami tahapan perkembangan anak
·         Guru harus memahami karakteristik anak
·         Guru harus memahami konsep dasar , kelebihan dan kekurangan setiappendekatan pembelajaran, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penerapankonsepnya di lapangan
·         Guru harus dapat memilih pendekatan pembelajaran sesuai dengan situasidan kondisi anak didik, kondisi keuangan, dan kemampuan guru itu sendiri






DAFTAR PUSTAKA  :

·         Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
·         Solehudin. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Prasekolah. Bandung : FIP UPI




2 komentar:

  1. BetMGM Casino New Jersey App, Promo Code & Free $1K Match
    BetMGM casino NJ is now available on 진주 출장안마 your mobile. 의정부 출장샵 BetMGM bonus code is PLAYNJ 양산 출장마사지 for 강릉 출장샵 $1K 김해 출장안마 Match. BetMGM has been around since 1996.

    BalasHapus
  2. The most enduring symbol of the Norse - titanium arts
    › tj-metal-arts › tj-metal-arts The most enduring 출장마사지 symbol of the Norse - titanium arts · ventureberg.com/ The most enduring symbol dental implants of https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ the Norse - titanium arts · The most enduring symbol of the Norse novcasino - titanium arts.

    BalasHapus