Rabu, 07 Maret 2012

SELF COMMUNICATION AND SELF ACCEPTANCE

BAB I
PENDAHULUAN
                               
            Komunikasi diri dan penerimaan diri adalah sebagian cara untuk membangun diri yang baik. Dalam komunikasi diri atau secara ringkasnya berkomunikasi, merupakan keharusan bagi manusia. Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang paling penting dan  berguna. Melalui komunikasi diri, kita berbicara dengan diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan menyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal mereka dan diri kita sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Sehingga kita akan mendapatkan umpan balik dari orang lain. Dalam penerimaan diri kita akan belajar menerima kekurangan maupun kelebihan yang kita miliki, menerima akan hidup yang telah lalu maupun yang aka kita jalani, seraya mengucap syukur akan diri kita sendiri.
Komunikasi diri sangat penting bagi diri kita untuk menjalani suatu kehidupan, Komunikasi juga akan membawa diri untuk menciptakan kebahagiaan hidup manusia. Dalam hal ini komunikasi diri akan membantu kita mengembangkan intelektual dan sosial kita, jati diri kita akan terbentuk melauli komunikasi, kita dapat lebih memahami realitas di sekeliling kita yang dapat kita bandingkan dengan kesan maupun anggapan orang lain tentang realitas yang sama, kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain juga menentukan sebagian besar kesehatan mental kita. Dalam komunikasi kita juga membutuhkan pengakuan berupa tanggapan dari orang lain tentang diri kita yang sebenarnya seperti apa.


A.  Penerimaan diri ( self aceptance )

Penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap dirinya sendiri yang berupa dapat menerima keadaan dirinya secara tenang dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, serta memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap siapa dan apa diri mereka, dapat menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain, serta menerima keadaan emosionalanya (depresi, marah, takut, cemas, dan lain-lain) tanpa mengganggu orang lain.
Sehingga sikap kita memandang diri sendiri sebagaimana adanya dan
mempermalukan diri kita secara baik disertai rasa syukur, senang dan bangga
sambil terus mengusahakan kemajuan.
1. Dari mana munculnya sikap menerima itu?
2. Mengapa kita harus menerima?
3. Sampai seberapa jauh seseorang harus menerima?
Menerima diri sendiri memerlukan kesadaran dan kemauan melihat fakta-fakta (kenyataan) yang ada pada diri kita, baik secara jasmaniah maupun rohaniah, menyangkut berbagai kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada, menerimanya secara total tanpa adanya kekecewaan. Pernyataan ini bukan berarti sikap menerima diri apa adanya tanpa kemauanuntuk melakukan perubahan atau perbaikan, yaitu pasif dan pasrah menerima nasib tanpa adanya ikhtiar. Yang dimaksud adalah menerima diri harus dianggap sebagai suatu prakondisi menuju perubahan demi kebaikan lebih lanjut yang berangkat dari potensi yang telah ada pada diri kita masing-masing.
Penerimaan dapat digunakan dibanyak aspek, seperti penerimaan akan diri,kenyataan hidup, keluarga, dan sebagainya.Akan tetapi hal yang paling mendasar dari semua itu adalah penerimaan kita akan diri kita sendiri karena hal tersebut dengan adanya tersebut sangat  mempengaruhi penerimaan kitadalam kehidupan di segala aspek, kita dat melakukan perubahan didalam diri kita dan kehidupa kita. Bagaimana kita dapat mengubah sesuatu jika kita masih menyangkal bahwa hal tersebut ada dan pernah terjadi?
Menerima diri harus dianggap sebagai suatu prakondisi menuju perubahan demi kebaikan lebih lanjut yang berangkat dari potensi yang telah ada pada diri kita massing-masing. Penerimaan dapat digunakan dibanyak aspek, seperti penerimaan akan diri, kenyataan hidup, keluarga, dan sebagainya. Akan tetapi hal yang paling mendasar dari semua itu adalah penerimaan kita akan diri kita sendiri, karena dengan adanya hal tersebut sangat  mempengaruhi penerimaan kita dalam kehidupan di segala aspek.

“Bagaimanapun kondisinya, kehidupan manusia tidak berbeda. Masing-masing memiliki tugas kehidupan untuk menciptakan kebermaknaan hidupnya.


Ciri-ciri individu dengan penerimaan diri :
a.       Memiliki penghargaan yang realistis terhadap kelebihan-kelebihan dirinya
b.      Memiliki keyakinan akan standar-standar dan prinsip-prinsip dirinya tanpa harus diperbudak oleh opini individu-individu lain,
c.       Memiliki kemampuan untuk memandang dirinya secara realistis tanpa harus menjadi malu akan keadaannya
d.      Mengenali kelebihan-kelebihan dirinya dan bebas memanfaatkannya dan mengenali kelemahan-kelemahan dirinya tanpa harus menyalahkan diri.
e.       Memiliki spontanitas dan rasa tanggung jawab dalam diri
f.       Menerima potensi dirinya tanpa menyalahkan dirinya atas kondisi-kondisi yang berada di luar kontrol mereka
g.      Tidak melihat diri mereka sebagai individu yang harus dikuasai rasa marah atau takut atau menjadi tidak berarti karena keinginan-keinginannya tapi dirinya bebas dari ketakutan untuk berbuat kesalahan
h.      Merasa memiliki hak untuk memiliki ide-ide dan keinginan-keinginan serta harapan-harapan tertentu
i.        Tidak merasa iri akan kepuasan-kepuasan yang belum mereka raih.

Komponen penerimaan diri :
a.       Memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menjalani kehidupan
b.      Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan individu lain dan menempatkan dirinya sebagaimana manusia yang lain sehingga individu lain dapat menerima dirinya
c.       Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya
d.      Bertanggung jawab atas segala perbuatannya, menerima pujian atau celaan atas dirinya secara objektif, mempercayai prinsip-prinsip atau standar-standar hidup tanpa harus diperbudak oleh opini orang lain
e.       Tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan dan emosi-emosi yang ada pada dirinya.


Penerimaan diri dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan dukungan sosial. Penerimaan diri akan semakin baik apabila ada dukungan dari lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan individu yang mendapat dukungan sosial akan mendapat perlakuan yang baik dan menyenangkan.
Selain itu, juga dikatakan bahwa faktor pendidikan juga mempengaruhi penerimaan diri dimana individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki tingkat kesadaran dan rasa menerima dirinya yang lebih tinggi.




B.  Self comunication ( komunikasi diri )

Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang paling penting dan  berguna. Melalui komunikasi intrapribadi kita berbicara dengan diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan menyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain.
Komunikasi intrapribadi atau komunikasi diri adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapribadi merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapribadi dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang biasa kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri kita misalnya berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.
Pemahaman diri pribadi ini akan terus berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Komunikasi diri adalah proses mengarahkan pikiran bawah sadar kita. Kita tahu bahwa kita berkomunikasi secara efektif pada diri ketika tindakan kita bergerak dan membawa kita lebih dekat kepada hasil yang kita inginkan.


Komunikasi intrapersonal dapat mencakup:
1.     Melamun
2.     Nokturnal bermimpi , bermimipi jelas
3.     Berbicara keras (berbicara pada diri sendiri), membaca dengan suara keras, mengulangi apa yang kita dengar, membaca atau mendengar dapat meningkatkan konsentrasi dan retensi. Hal ini dianggap normal, dan sejauh mana hal ini terjadi bervariasi dari orang ke orang. Saat harus ada perhatian adalah ketika berbicara dengan diri sendiri terjadi di luar situasi sosial dapat diterima.
4.     Menulis pikiran atau pengamatan. Kegiatan tambahan, di atas pemikiran, menulis dan membaca kembali lagi dapat meningkatkan pemahaman diri Menyalin teks untuk membantu menghafal juga jatuh dalam kategori ini.
5.     Membuat gerakan sambil berpikir. Aktivitas tambahan, di atas pemikiran, gerakan tubuh, dapat meningkatkan konsentrasi, membantu dalam pemecahan masalah, dan membantu memori.
6.     Menafsirkan peta, teks, tanda dan symbol (menurut karl weick)
7.     Menginterpretasikan  komunikasi non-verbal (lihat Albert Mehrabian ) misalnya gerakan, kontak mata.
8.     Komunikasi antara bagian-bagian tubuh, misalnya "Perut saya bilang sudah waktunya makan siang."

Prinsip-prinsip komunikasi diri adalah:

1.      Ada dua dimensi untuk diri-komunikasi: fisik dan mental.
2.      Bila Anda benar-benar percaya pada kekuatan pikiran bawah sadar Anda, Anda tidak akan ragu-ragu menggunakan teknik bandwidth tinggi diri komunikasi sehari-hari.
3.      Berikan diri Anda alasan untuk menggunakan kapasitas mental belum tersentuh dari bawah sadar Anda.
4.      Pikiran Anda tidak dapat fokus pada kebalikan dari ide.
5.      Bawah sadar Anda terus proses atau "mengeram" masalah bahkan ketika Anda tidak secara sadar berpikir tentang mereka.
6.      Efektivitas komunikasi Anda sendiri-berkurang sejauh itu bertentangan dengan keyakinan yang ada pola-pola perilaku atau bahwa pikiran bawah sadar Anda yakin bahwa yang penting bagi Anda. arah yang diinginkan Anda harus pribadi ekologi.
7.      Sebuah gambaran di pikiran Anda bernilai seribu kata juga.

Beberapa metode komunikasi diri jauh lebih efektif daripada yang lain. Setelah meninjau prinsip-prinsip dasar yang terlibat berikut akan dijelaskan:
1.      Visualisasi - Empat latihan disajikan untuk mengembangkan imajinasi Anda (snapshot mental, submodality, menggambar, dan visualisasi sepuluh menit) untuk membantu Anda mengembangkan keterampilan ini.
2.      Menggunakan metafora untuk berkomunikasi berarti baik kepada orang lain dan kepada pikiran bawah sadar Anda pada bandwidth yang lebih tinggi.
3.      Kendali fisiologi afirmasi yang melibatkan berpikir tentang hasil yang Anda inginkan pada saat-saat ketika Anda telah mengembangkan fisiologi kuat.
4.      Mempekerjakan gelombang alfa otak dengan berpikir tentang hasil yang Anda inginkan dalam keadaan kewaspadaan santai


Daftar Pustaka






Pengembanagan Puzlle Sebagai Media peningkatan Kosakata Bahasa Inggris



ABSTRAK
 
Oleh:
 Muhammad Sutalim, Moh Khoerul Anwar, Ratno Sapitra


Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan puzzle sebagai sebuah media pembelajaran sebagai peningkat kosakata bahasa inggris pada anak sekolah dasar. Media puzzle dalam penelitian ini adalah media yang mengusung materi vocabulary yang dikemas dengan gambar agar dapat memotivasi siswa dalam belajar vocabulary dan mudah untuk mengingatnya. Media ini menjadi jalan keluar untuk masalah pembelajaran bahasa inggris dalam hal menghafalkan kosakata dan siswa yang menggunakan media ini dapat belajar menghafal dengan lebih mudah.
Metode penelitian ini adalah metode research and development yang mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Dalam pengembangan puzzle sebagai media pembelajaran terlebih dahulu divalidasi oleh ahli media pembelajaran dan ahli materi. Subyek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas pandanpuro dan siswa kelas empat sekolah dasar karangwuni. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif dengan tehnik persentase dan kategorisasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media puzzle sebagai peningkat kosakata bahasa inggris dikategorikan layak dan memenuhi unsure-unsur pembelajaran yang baik.


Kata Kunci : puzzle, media pembelajaran, kosa kata bahasa inggris